News

Lebih 100 cagar budaya di Sumatra terdampak banjir, pemerintah akan segera perbaiki

Jakarta (KABARIN) - Bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra tidak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat, tetapi juga meninggalkan luka pada jejak sejarah bangsa. Menyadari pentingnya menjaga warisan budaya, Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) bergerak cepat menyiapkan anggaran sekitar Rp11 miliar untuk tahap awal pembersihan dan perbaikan cagar budaya yang terdampak.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan, anggaran tersebut difokuskan untuk langkah awal pemulihan, terutama proses pembersihan di lokasi-lokasi cagar budaya yang rusak akibat banjir bandang dan longsor.

“Dari efisiensi anggaran Kementerian Kebudayaan, kami siapkan sekitar Rp11–12 miliar terlebih dahulu untuk pembersihan. Ini tahap awal karena jumlahnya cukup banyak,” ujar Fadli saat temu media di Jakarta, Minggu.

Seiring berjalannya pendataan di lapangan, jumlah cagar budaya yang terdampak di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terus bertambah. Dari awalnya puluhan, kini tercatat lebih dari 100 objek cagar budaya mengalami dampak bencana.

Menurut Fadli, peningkatan jumlah tersebut terjadi karena sebelumnya banyak wilayah yang sulit dijangkau akibat akses terputus. Pendataan dilakukan secara bertahap oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) di masing-masing daerah terdampak.

“Awalnya tercatat 43, kemudian 70, dan sekarang sudah lebih dari 100. Ini karena kemarin banyak wilayah yang belum bisa dijangkau,” jelasnya.

Hasil pendataan menunjukkan sebagian besar cagar budaya mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Namun, tak sedikit pula yang tercatat mengalami kerusakan berat, terutama museum dan makam-makam bersejarah yang selama ini menjadi saksi perjalanan budaya dan peradaban lokal.

“Kami sudah menyiapkan anggaran bantuan untuk semua kategori kerusakan, dari ringan sampai berat. Yang paling banyak terdampak memang museum dan makam cagar budaya,” kata Fadli.

Upaya penanganan dan pemulihan dijadwalkan mulai berjalan pekan depan. Proses ini akan melibatkan masyarakat setempat melalui semangat gotong royong, sejalan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang juga menjadi bagian dari warisan budaya itu sendiri.

“Penanganan akan segera dimulai di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Tentu dilakukan bersama masyarakat setempat. Saat bencana kemarin, prioritas kita adalah keselamatan warga. Sekarang, kita bergerak untuk menyelamatkan warisan budayanya,” pungkas Fadli.

Langkah ini diharapkan menjadi awal kebangkitan cagar budaya Sumatra, agar tetap lestari dan bisa terus dinikmati generasi mendatang sebagai bagian dari identitas bangsa.

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Suryanto
Copyright © KABARIN 2025
TAG: